Polisi Tangkap Pemuda Riau Yang Pakai Baju Lambang PKI, Pengakuan Pemuda Ini Mengejutkan

Partai Komunis Indonesia atau PKI akhir-akhir mulai muncul kembali. Padahal sudah dilarang oleh pemerintah Indonesia. Pada hari Selasa, 3 Mei 2016, tepatnya pukul 10.40 WIB, di Tanjung Riau, Sekupang, Batam, anggota Binmas Polsek Sekupang telah menangkap pria yang memakai kaos merah dengan simbol PKI.

Salah satu simbol dari PKI adalah gambar palu dan arit. Demi menjaga ketertiban masyarakat, akhirnya pria tersebut ditangkap dan diamankan oleh polisi. Lagi pula PKI juga sudah dilarang oleh pemerintah. Jadi tidak boleh memakai kaos dengan simbol seperti itu.

Pria yang diketahui namanya James Tampubolon (20) itu ternyata mendapatkan kaos tersebut dari kakaknya yang bernama Nurhaidah Tampubolon. Kakaknya itu juga tinggal di Tanjung Riau. Ia mengungkapkan kalau kakaknya mendapatkan kaos tersebut dari pasar kaget Tanjung Riau.

James Tampubolon sendiri lahir di Siborong Borong (Sumut),  pada tanggal 22 Mei  1995. Dirinya ditangkap karena dilaporkan oleh warga setempat karena memakai kaos simbol PKI. Menurut pelapor pemakaian kaos atau baju serta atribut lain bergambar palu arit saat ini mulai marak, hal ini dimungkinkan sebagai salah satu usaha PKI untuk mensosialisasikan serta mangenalkan diri kepada masyarakat luas serta untuk mendapatkan pengakuan dari masyarakat bahwa PKI masih ada.

Selanjutnya James Tampubolon langsung dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Sesampainya disana ia diberi pengertian bahwa kaos berlambang palu arit (simbol PKI) tidak boleh dipakai karena PKI adalah organisasi terlarang di Indonesia. Kemudian kaos yang dikenakannya juga dilepas dan diganti yang tidak ada simbol PKI.

Sekedar informasi, Partai Komunis Indonesia atau yang lebih dikenal dengan PKI merupakan salah satu partai politik di Indonesia. Namun PKI sudah dihapus sejak tahun 1965 karena visi misinya tidak sesuai dengan bangsa Indonesia. PKI juga merupakan partai non-penguasa terbesar didunia setelah Rusia dan Tiongkok.

Awalnya PKI ini dibawa oleh seorang sosialis Belanda Henk Sneevliet dan Sosialis Hindia lain membentuk tenaga kerja di pelabuhan pada tahun 1914, dengan nama Indies Social Democratic Association (dalam bahasa Belanda : Indische Sociaal Democratische Vereeniging, ISDV). ISDV pada dasarnya dibentuk oleh 85 anggota dari dua partai sosialis Belanda, SDAP dan Partai Sosialis Belanda yang kemudian menjadi SDP komunis, yang berada dalam kepemimpinan Hindia Belanda. Para anggota Belanda dari ISDV memperkenalkan ide-ide Marxis untuk mengedukasi orang-orang Indonesia mencari cara untuk menentang kekuasaan kolonial.

Sebelumnya partai ini selalu berganti-ganti nama, namun sejak tahun 1924 nama partai ini tidak lagi diubah, kali ini adalah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Setelah Indonesia merdeka, PKI malah berlainan arah dengan tujuan negara. Sehingga mereka semua selalu marah dan melakukan pemberontakan. Hingga akhirnya benar-benar dibubarkan oleh negara. Sampai akhirnya yang sangat terkenal adalah pemberontakan PKI di Madiun, Jawa Timur.