Jokowi: Masak Politik Tidak Boleh Dihubungkan Dengan Agama
Presiden
Joko Widodo kembali menjelaskan pandangannya tentang hubungan agama dengan
kehidupan bernegara.
Sebelumnya
Presiden sudah menyampaikan hal tersebut di Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli
Tengah akhir Maret lalu.
Kali ini
Presiden menjelaskan kembali pandangannya di Pondok Pesantren Kholifatulloh
Singo Ludiro, Kecamatan Mojolasan, Kabupaten Sukoharjo, Sabtu, (8/4/2017).
Dikutip dari
keterangan Biro Pers, Media dan Informasi Sekreteriat Presiden, intinya,
Presiden tidak ingin memisahkan nilai-nilai agama dalam politik.
"Jangan
sampai agama dipolitisasi menjadi komoditas,” kata Presiden.
Agama
menurut Presiden, merupakan faktor penting dalam politik karena setiap
keputusan kebijakan harus dilandasi dengan nilai-nilai kejujuran, nilai-nilai
moralitas yang ada dalam setiap agama.
Karenanya
politik dan agama harus beriringan dalam konteks yang benar.
Kebijakan
yang diimbangi dengan nilai spiritualitas, nilai pengabdian dan nilai-nilai
yang diajarkan agama,
"Itulah
sambungnya politik dan agama,” ucap Presiden.
Presiden
mengingatkan agar pernyataan jangan dicampuradukkan politik dan agama tidak
disalahartikan.
“Jangan
dibelokkan. Masak politik tidak boleh dihubungkan dengan agama,” ujar Presiden.
Presiden
Joko Widodo hadir di Pondok Pesantren Kholifatulloh Singo Ludiro untuk
meresmikan masjid dan gedung sholawat.
Di akhir
sambutannya, Presiden yang hadir bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo
mengharapkan agar para santri dari Pondok Pesantren Kholifatulloh Singo Ludiro
tidak hanya pintar mengaji.
Tapi juga
memiliki pendidikan yang baik dan dibekali keterampilan vokasional.
"Setelah
selesai belajar di pondok, para santri juga memiliki bekal keterampilan yang
bermanfaat saat memasuki masyarakat, memasuki dunia kerja yang ada," kata
Presiden.
Di Pondok
pesantren tersebut, Presiden Joko Widodo juga tak lupa mengadakan kuis
berhadiah sepeda untuk para santri dan masyarakat yang hadir.

Komentar
Posting Komentar